Oleh :
Ringkasan
Dewasa ini, kebutuhan eksportir terhadap udang semakin meningkat. Udang vanname adalah salah satu komoditas ekonomis yang berhasil diintroduksi di Indonesia. Menurut hasil penelitian di lapang, udang hasil introduksi ini sangat rentan terhadap penyakit terutama penyakit yang disebabkan oleh virus. Virus IMNV adalah virus terbaru yang pernah dilaporkan oleh petambak umumnya di wilayah Situbondo dan khususnya di BBAP Situbondo. Virus ini dikenal sangat berbahaya bagi udang yang telah terinfeksi.
Ringkasan
Dewasa ini, kebutuhan eksportir terhadap udang semakin meningkat. Udang vanname adalah salah satu komoditas ekonomis yang berhasil diintroduksi di Indonesia. Menurut hasil penelitian di lapang, udang hasil introduksi ini sangat rentan terhadap penyakit terutama penyakit yang disebabkan oleh virus. Virus IMNV adalah virus terbaru yang pernah dilaporkan oleh petambak umumnya di wilayah Situbondo dan khususnya di BBAP Situbondo. Virus ini dikenal sangat berbahaya bagi udang yang telah terinfeksi.
Tujuan dari praktek kerja lapang ini adalah untuk mengetahui kondisi udang yang terkena penyakit IMN yang disebabkan virus IMNV (Infectious Myo Necrosis Virus) serta tanda-tanda atau gejala klinis yang ditimbulkan dan untuk mengetahui upaya-upaya pencegahan penularannya di BCUV (Broodstock Center Udang Vanname) unit Pembenihan BBAP Situbondo.
Metode penelitian yang digunakan dalam Praktek Kerja Lapang ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan metode penelitian survei dengan teknik pengambilan data meliputi data primer dan data sekunder. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi lapang, partisipasi aktif, wawancara, dan studi pustaka. Data primer yang diambil meliputi data kualitas air (parameter fisika, kimia, dan biologi), data uji PCR (Polymerase Chain Reaction), dan data kegiatan pembenihan harian. Data sekunder yang diambil meliputi informasi dari wawancara kepada petugas BCUV yang dapat menunjang praktek kerja lapang. Pengumpulan data primer yaitu data kualitas air dilakukan sebanyak tiga kali dalam waktu satu bulan. Pengukuran kualitas air dilakukan pada bak tandon, bak pemeliharaan, bak larva, dan bak penampungan limbah. Pengambilan data uji PCR dilakukan satu kali dalam sebulan. Sampel yang digunakan untuk uji PCR adalah sampel kaki renang induk udang dari bak pemeliharaan dan bak perkawinan, dan sampel naupli dari bak penetasan.
Hasil pengukuran kondisi kualitas air (parameter fisika dan kimia) di tandon, bak pemeliharaan, bak larva, dan bak penampungan limbah adalah suhu berkisar antara 27,7ºC-28,9 ºC, salinitas antara 30-33‰, oksigen terlarut antara 4,2-6,4mg/l. pH berkisar antara 7,4-8,2, ammonia berkisar antara >0,001-0,029. Sedangkan kondisi parameter biologi yaitu kondisi kematian induk udang setiap harinya berkisar 0,5-1%, HR telur udang berkisar 70-80%, SR larva udang berkisar 30-40%, dan total bakteri paling rendah pada tandon adalah 8,0x104 dan paling tinggi pada bak penampungan limbah adalah 7,5 x 106. Hasil skrining induk yang dilakukan dengan metode PCR pada sampel kaki renang dan naupli adalah negatif atau sampel tidak terdeteksi virus IMNV.
Upaya pencegahan penularan virus yang dilakukan di BCUV unit pembenihan BBAP Situbondo adalah dengan menerapkan sistem biosecurity pada seluruh kegiatan pembenihan. Sistem biosecurity yang diterapkan mencakup sistem pakan yang steril, sistem pensterilan air, sistem pensterilan alat-alat yang digunakan, sistem kegiatan yang tertutup, sistem pemeliharaan induk yang SPF, serta monitoring induk dan benih dengan metode uji PCR secara berkala.
Berdasarkan hasil pengamatan tentang upaya pencegahan penularan virus pada seluruh kegiatan pembenihan di BCUV BBAP Situbondo, dapat disimpulkan bahwa upaya yang dilakukan sudah baik. Tetapi dalam penerapan untuk kedepannya, diharapkan hendaknya sistem biosecurity diterapkan secara optimal baik dari sarana dan prasarana yang menunjang maupun kedisiplinan dari teknisi yang maksimal agar mendapatkan hasil yang maksimal.